FASA 2020

Esaunggul.ac.id, Kabar membanggakan kembali datang dari Sivitas Esa Unggul kali ini salah satu dosen Fakultas Desain dan Industri Kreatif (FDIK), Muhammad Fauzi, S.Des, M.Des, menggelar pameran sekaligus menjadi pembicara di ajang FASA 2020-UNFORSEE, yang digelar tiap tahunnya oleh Universitas Teknologi Mara (Uitm) Malaysia.

Dalam acara yang digelar pada 21 Januari lalu ini pun mendampuk, Dosen Fotografi FDIK itu tersebut sebagai salah satu pembicara yang mengangkat tema “Photography and Deaf”. Fauzi mengatakan sangat antusias dalam mengikuti pamerannya ini apalagi karyanya dapat diapresiasi oleh banyak masyarakat bahkan hingga Malaysia.

Dosen UEU Fauzi dimuat di Koran

Dalam materinya terkait Seni Fotografi dan Tunarungu, Fauzi membagikan rahasia mengapa seorang yang terlahir mengalami gangguan pendengaran memiliki kemampuan yang lebih pada indera pengelihatan tentunya hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri jika menjadi seorang Fotografi.

“Menurut studi yang saya lakukan menunjukan bahwa orang tuli dengan gangguan daerah otak yang biasanya berhubungan dengan pendengaran Perifer (tepi) akan mengalami peningkatan di daerah otak lain, yaitu peripheral vision (pengelihatan),” ucapnya.

Jadi, lanjut Fauzi jika Auditory Cortex atau bagian otak yang memproses informasi suara tidak aktif, maka otak akan meningkatkan kemampuan Peripheral Visio, yaitu berhungan dengan Indera Pengelihatan.

“Sebagai contoh, jika anda tidak bisa mendengar, anda akan memiliki kemampuan lain dengan melihat mobil yang datang dari jauh dalam pengelihatan Perifer anda. Anda tidak bisa mendengar tetapi anda bisa dengan akurat mendeteksi seberapa cepat suatu benda bergerak dengan mata,” terang Fauzi.

Dirinya pun meyakinkan para peserta terutama mereka yang mengalami gangguan pendengaran (Tuna Rungu) untuk terus berkarya dan tidak patah semnagat karena kondisi yang dialaminya.

“Karena saat ini Fotografi yang makin tidak eksklusif lagi, maka seorang Difabel pun bisa menjadi Fotografer profesional, di samping indra manusia pun masih memiliki kelebihan yakni akal budi. Jika Indra seorang difabel tidak memiliki indra yang lengkap, maka mereka masih memiliki akal dan budi yang menjadi indera mereka,” tutupnya.